Halte Bus TransJakarta Band Legendaris D’Masiv Curi Perhatian

Halte Bus Transjakarta Band Legendaris D’masiv – Di Jakarta Selatan, tepatnya di koridor 13 TransJakarta, terdapat perubahan unik yang menarik perhatian publik. Halte Petukangan Utara, kini resmi berganti nama menjadi Halte Petukangan D’Masiv. Perubahan ini bukan tanpa alasan, melainkan bentuk penghormatan kepada grup band D’Masiv yang berasal dari kawasan tersebut.

Halte bus transjakarta band legendaris
https://images.app.goo.gl/a7vum227JFhX1rv1A

Halte D’Masiv: Titik Temu Musik, Kota, dan Warga

Halte bus TransJakarta band legendaris D’Masiv adalah bentuk sinergi antara seni dan transportasi publik. Bukan hanya branding, tapi juga bagian dari narasi budaya kota. Halte ini kini tak hanya jadi tempat transit, tetapi juga titik sejarah dan inspirasi bagi masyarakat Jakarta.

Penghargaan Halte Bus TransJakarta untuk Band Legendaris D’Masiv

Musisi legend terkenal di Indonesia yang memiliki halte ini adalah D’Masiv. Eits! Bukan memiliki tapi lebih tepatnya mereka bekerjasama dengan PT Transjakarta untuk dapat mencantumkan nama band di halte tersebut. Hal ini juga terjadi di beberapa stasiun MRT dan halte di Jakarta.

Hal spesial dari bus yang menuju halte Petukangan D’Masiv ini adalah kita dapat mendengarkan personil D’Masiv menjadi pengisi suara sebelum menuju halte pemberhentian Petukangan D’Masiv.

D’Masiv, band yang terbentuk pada tahun 2003, dikenal luas berkat lagu-lagu hits mereka seperti “Cinta Ini Membunuhku”, “Jangan Menyerah”, dan “Di Antara Kalian”. Grup musik ini memiliki ikatan emosional yang kuat dengan Petukangan, tempat mereka memulai perjalanan musikal. Tak heran, nama D’Masiv kini dianggap sebagai bagian dari identitas kultural kawasan tersebut.

Halte ini bukan sekadar tempat menunggu bus. Ia menjadi penanda perjuangan. Rian dan teman-teman D’Masiv dulu sering latihan di studio kecil di daerah itu. Kini, lokasi itu menjadi saksi bisu yang diabadikan melalui nama halte.

Naming Rights: Kolaborasi Budaya dan Transportasi

Pergantian nama halte ini merupakan bagian dari program “Naming Rights” yang diluncurkan oleh PT TransJakarta. Program ini memungkinkan pihak swasta, institusi, atau publik figur untuk mensponsori dan menamai halte busway dengan brand atau nama mereka. Tujuannya tidak hanya untuk pendanaan alternatif, tetapi juga membangun koneksi emosional antara warga dan layanan transportasi publik.

Dalam kasus D’Masiv, kerja sama ini menggambarkan sinergi antara seni dan fasilitas publik. Nama mereka tidak hanya menjadi identitas halte, tetapi juga simbol dari inspirasi dan kebanggaan lokal. Selain menjadi strategi branding, penamaan ini juga berfungsi sebagai cara untuk mendekatkan masyarakat kepada nilai-nilai budaya dan sejarah lokal.

Perubahan ini turut mendorong pertumbuhan kawasan sebagai ruang kreatif dan apresiatif, di mana tokoh masyarakat bisa diabadikan dalam wujud fasilitas publik yang fungsional. Dengan adanya Halte Petukangan D’Masiv, warga dan penumpang tak hanya menaiki bus, tetapi juga melewati jejak sejarah musik Indonesia yang tumbuh dari akar kota itu sendiri.

Kel 3

  1. Kania Septiandini 2212500769
  2. Amahaan Humaira 2212500777
  3. Azriel Rafi Fahreza 2212501155
  4. ⁠Muhammad Rivaldi Fairuzz 2211500018

baca juga artikel berikut

1 Comment

  1. Alwan

    katanya dulu si Ryan sering ngamen didekat sana ya? Waktu masih merintis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *